Komunikasi Interpersonal Guru dan Murid (Studi Kasus Murid Tunarungu dan Tunawicara di SLB Pelita Kasih)
Keywords:
Komunikasi Interpersonal, Interaksi Sosial, Tunawicara, TunarunguAbstract
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pentingnya komunikasi interpersonal dalam pengembangan kemampuan interaksi sosial siswa tunarungu dan tunawicara di lingkungan pendidikan khusus. SLB Pelita Kasih di Bandar Lampung dipilih sebagai lokasi penelitian karena memiliki layanan pendidikan dan terapi bagi anak berkebutuhan khusus, serta menunjukkan komitmen terhadap pendidikan inklusif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui lebih dalam bagaimana komunikasi interpersonal antara guru dan murid di SLB tersebut dapat mendukung perkembangan interaksi sosial siswa tunarungu dan tunawicara. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan positivis, melalui teknik observasi, wawancara, dan studi dokumen terhadap kepala sekolah, guru, siswa, dan orang tua. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi interpersonal di SLB Pelita Kasih menggunakan media verbal dan nonverbal seperti tulisan, ejaan, serta bahasa tubuh dan isyarat. Guru menerapkan pendekatan yang mencakup keterbukaan, empati, dukungan, sikap positif, dan kesetaraan. Komunikasi ini terbukti mampu meningkatkan kontak sosial langsung siswa di lingkungan sekolah, meskipun tantangan tetap ada dalam memperluas interaksi sosial di luar sekolah. Hambatan komunikasi meliputi hambatan proses, fisik, semantik, dan psikososial. Penelitian ini menyimpulkan bahwa komunikasi interpersonal yang efektif sangat penting bagi perkembangan sosial siswa tunarungu, namun masih terbatas dalam cakupan dan konteks. Oleh karena itu, disarankan adanya penelitian lanjutan dengan metode campuran atau longitudinal, serta penerapan teori yang relevan. Praktik pendidikan juga perlu diarahkan pada pelatihan guru, integrasi siswa, dan penggunaan teknologi pendukung untuk menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan komunikatif.