Analisis Wacana Kritis terhadap Wawancara Khusus Mata Najwa Episode “Jokowi Soal IKN, Gibran, dan Adili Jokowi”
Keywords:
Analisis Wacana Kritis, Ekonomi Politik Media, Politik Dinasti, Mata NajwaAbstract
Penelitian ini menganalisis wawancara eksklusif Mata Najwa episode "Jokowi Soal IKN, Gibran, dan Adili Jokowi" menggunakan Analisis Wacana Kritis (AWK) model Teun A. Van Dijk, didukung oleh teori ekonomi politik media dan teori realitas sosial. Tujuan utama adalah mengungkap struktur wacana dan makna ideologis yang dibangun Presiden Jokowi, serta bagaimana media independen seperti Narasi mengkonstruksi dan merepresentasikan wacana politik. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, dengan metode observasi non-partisipatif, dokumentasi (transkrip wawancara), dan wawancara semiterstruktur dengan produser Mata Najwa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada dimensi makrostruktur, narasi dominan meliputi legitimasi IKN, isu politik dinasti dan Gibran, kritik "Adili Jokowi", serta intervensi politik "cawe-cawe". Jokowi cenderung melakukan justifikasi dan normalisasi terhadap isu-isu ini. Dimensi superstruktur menunjukkan pola wawancara semi-terstruktur dengan pembukaan, inti, dan penutup yang terorganisir. Pada dimensi mikrostruktur, Jokowi menggunakan pengulangan, paralelisme, kalimat kompleks, sapaan akrab, idiom Jawa, frasa informal, metafora, dan retorika pertanyaan untuk membentuk makna dan memengaruhi persepsi. Secara kognisi sosial, Jokowi membangun citra pemimpin bijaksana yang menerima kritik namun tetap peduli pada program strategis, sementara Najwa Shihab menampilkan diri sebagai jurnalis kritis yang merepresentasikan kekhawatiran publik. Konteks sosial menunjukkan dinamika kekuasaan informal Jokowi pasca-jabatan presiden dan peran media sebagai pengawas demokrasi di tengah pengaruh eksternal. Secara ideologis, Jokowi berupaya melegitimasi warisan kepemimpinannya dan menolak tuduhan yang merusak citra, dengan strategi normalisasi, justifikasi, dan pembingkaian ulang isu sensitif. Penelitian ini menyimpulkan bahwa tayangan tersebut merupakan platform strategis di mana Presiden Jokowi membentuk struktur wacana untuk mengelola persepsi publik dan media beroperasi dalam dinamika ekonomi politik dan tetap menjunjung nilai jurnalistik kritis.
References
Agung, S. S. (2008). Perbandingan Pendekatan Ekonomi-Politik Media dan Studi Kebudayaan dalam Kajian Komunikasi Massa. Jurnal Komunikasi Pembangunan, 6(1
Albaburrahim, A., & Sujinah, S. (2017). Analisis wacana kritis pada pemberitaan kasus papa minta saham di Metro TV. Lingua Franca: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya, 1(2).
Anastasya, Z., & Effendi, A. (2023). Study of Critical Discourse Analysis (CDA) Teun a van Dijk in Jokowi News Sentil Minister Related to Oil Price Increase in Beritasatu. com. Britain International of Linguistics Arts and Education (BIoLAE) Journal, 5(2), 111-123.
Assidik, G. K., & Santoso, B. W. J. (2016). Citra publik presiden republik indonesia pada pemberitaan di harian suara merdeka, tabloid tempo, dan harian republika: kajian analisis wacana kritis model norman fairclough. Seloka: Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia, 5(2), 201-215.
Budiman, B., Dyastari, E. L., Linggi, R. K., Alaydrus, A., & Saputra, H. (2022). Framing Wacana Politik Ekologis: Pembangunan Berkelanjutan Ibu Kota Negara Baru Indonesia. Journal of Government and Politics (JGOP), 4(2), 155-174.
Cresswell, J. W. (2015). Penelitian Kualitatif dan Desain Riset: memilih diantara lima pendekatan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 46.
Fasha, Z. L., Syah, A. Z., & Caropeboka, A. R. (2025). Analisis Peran Media dalam Isu Perselingkuhan Selebgram dalam Membentuk Opini Publik. Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 6(2), 142-149.
Fauzan, U. (2016). Analisis Wacana Kritis: Menguak Ideologi dalam Wacana. Idea Press Yogyakarta.
France-Presse, A. (2023, October 22). Joko Widodo’s son chosen as running mate for Indonesia presidential candidate Prabowo. The Guardian. https://www.theguardian.com/world/2023/oct/23/indonesia-gibran-rakabuming-raka-son-of-joko-widodo-running-mate-presidential-candidate-prabowo-subianto
Hidayat, I. (2022). Diskursus Kriminalisasi Warga Desa Wadas (Analisis Wacana Kritis Norman Fairclough Dalam Teks “Pelawan Tiran Dari Tanah Wadas” Majalah Tempo Edisi 28 Februari-6 Maret 2022) (Doctoral dissertation, Universitas Komputer Indonesia).
Humaira, H. W. (2018). Analisis wacana kritis (AWK) model Teun A. Van Dijk Pada pemberitaan surat kabar Republika. Literasi: Jurnal Bahasa dan Sastra Indonesia serta Pembelajarannya, 2(1), 32-40.
Jahrir, A. S., & Tahir, M. (2025). Strategi Wacana dan Kekuasaan dalam Pemberitaan Pembebasan Bea Masuk Barang Jemaah Haji: Telaah Model Teun A. Van Dijk. DEIKTIS: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, 5(2), 1062-1070.
Khamdan, M. (2022). Politik Identitas Dan Perebutan Hegemoni Kuasa: Kontestasi Dalam Politik Elektoral Di Indonesia. Penerbit A-Empat.
Kompas, T. H. (2023, October 2). Politik Dinasti Jokowi? Kompas.id. https://www.kompas.id/artikel/politik-dinasti-jokowi
Kurniansyah, R. A., & Siregar, R. K. (2023). Critical Discourse Analysis on the Podcast “Putusan MK: Palu Hakim Patah Berkeping.
Marsh, D., Stoker, G., & Mahadi, H. (2021). Perkembangan Marxisme: Seri Teori dan Metode Ilmu Politik. Nusamedia.
Moleong, L. J., & Surjaman, T. (2007). Metodologi penelitian kualitatif, penerbit pt remaja rosdakarya. Offset, Bandung.
Oktaviani, V., & Oknaryana, H. K. (2023). Perbedaan Hasil Belajar Menggunakan Model Pembelajaran Discovery Learning Berbantu Aplikasi Quizizz dengan Pembelajaran Konvensional. Jurnal Ecogen, 6(2), 290-297.













